Berikut artikel yang ditulis oleh M. Fajar Marta di Surya Online tentang fenomena menabung di Indonesia :
Banyak orang awam sulit memahami mengapa nilai tabungan mereka terus tergerus. Yang mereka tahu, jika menabung, uang akan bertambah karena berbunga. Pemahaman ini terpatri sejak masa sekolah dasar saat diajarkan untuk menabung.
Saat ini, jangan pernah berharap duit membukit jika hanya punya tabungan tak lebih dari Rp 5 juta.
Ambil contoh BCA, bank yang memiliki jumlah penabung paling banyak di
Dengan asumsi nilai tabungan awal Rp 5 juta dan tidak pernah ditambah selama setahun, nasabah akan mendapat bunga Rp 100.000 per tahun. Setelah dipotong pajak 20 persen, pendapatan nasabah tinggal Rp 80.000. Padahal, biaya administrasi yang harus dibayar selama setahun mencapai Rp 120.000. Alhasil, dana berkurang Rp 40.000 dalam setahun.
Penabung kian cepat kehilangan uangnya jika nilai tabungan di bawah Rp 1 juta. Sebab bunganya nol persen. Penabung tidak akan tergerus uangnya jika saldonya minimal Rp 6 juta. Pada level itu, biaya administrasi dan bunga mencapai titik keseimbangan.
Bank tentu merasa berhak memungut biaya administrasi. Alasannya, mereka harus membangun dan memelihara jaringan seperti ATM, yakni fasilitas untuk para penabung. Bank juga harus membangun infrastruktur teknologi informasi untuk mengelola dan menjaga rekening nasabah tetap aman.
Bank juga merasa pantas memberi bunga kecil atas tabungan dengan alasan tabungan dapat ditarik setiap saat sehingga bank tidak begitu leluasa menggunakan dana tabungan untuk disalurkan sebagai kredit. Berbeda dengan deposito yang dipatok jangka waktunya sehingga bank mudah mengelolanya.
Bahkan, menurut para bankir, sebenarnya tabungan sudah merupakan jasa yang harus dibeli nasabah. Dengan menabung, nasabah memiliki banyak keuntungan, seperti keamanan dan kemudahan bertransaksi, karena tidak harus membawa uang tunai ke mana-mana.
Di negara maju seperti Jepang hal inilah yang terjadi. Tabungan dipahami bukan lagi tempat menggandakan uang, tetapi hanya sekadar cadangan uang tunai mengantisipasi keperluan transaksi segera atau mendadak. Untuk investasi, dana biasanya ditaruh dalam deposito atau produk pasar modal.
Namun faktanya, perbankan juga kerap memanfaatkan pengetahuan para penabung
Untuk
Namun, jika masyarakat kecil tahu uang tabungan mereka akan berkurang, kemungkinan mereka tak akan menabung di bank. Kalau sudah begini sia-sia saja program Ayo ke Bank yang dicanangkan Bank
Sumber : Surya Online, dikirimkan sebagai attachment email dari kakak saya
____