Tuesday, February 10, 2009

Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah (Aswaja)

Setiap muslim pasti menginginkan dirinya termasuk dalam golongan “Ahlus sunnah wal jamaa’ah (Aswaja)”, yaitu umat Rasulullah Saw yang mendapat keselamatan dan pertolongan Allah SWT. Namun tidak banyak umat islam yang mengerti dan paham apa itu Aswaja dan siapakah orang-orang yang termasuk dalam golongan ini. Dari susunan katanya, Aswaja terdiri dari kata AsSunnah dan AlJama’ah. Dalam pengertian Islam, AsSunnah mempunyai beberapa pengertian.

Pengertian Pertama dari kata AsSunnah (Sunnah/Sunnat) yaitu jika dipakai sebagai kata tunggal dalam kalimat, AsSunnah berarti Al Qur’an dan Al Hadits. Pengertian Kedua yaitu jika kata AsSunnah dipakai mengikuti kata Al Qur’an, AsSunnah berarti Al Hadits. Pengertian Ketiga dari kata ini adalah salah satu dari 5 kategori hukum Islam (Wajib, Sunnah, Makruh, Mubah, Halal) yang berarti suatu tindakan yang jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Pengertian Keempat dari kata AsSunnah adalah ketika dipakai dalam kata Sunnatullah yang berarti hukum alam, sebagai contoh, api bersifat panas dan membakar, es bersifat dingin dan membekukan, dan masih banyak lagi.

Kembali kepada kata Aswaja, maka AsSunnah yang dimaksud adalah AsSunnah yang bisa menjamin keselamatan manusia di dunia dan di akhirat. Apakah hukum alam mampu melakukannya? Apakah dengan hanya melakukan ibadah Sunnah kita bisa selamat dunia akhirat? Apakah dengan hanya berpegang pada Al Hadits kita tidak akan tersesat? Maka tidak lain jawabannya adalah Tidak. Jadi hanya pengertian Pertama (Al Qur’an dan Al Hadits) lah yang tepat untuk mengartikan kata AsSunnah dalam kata Aswaja.

Kata kedua pembentuk kata Aswaja adalah AlJama’ah. AlJama’ah atau Jama’ah bukanlah nama sebuah organisasi, partai, gerakan atau juga perkumpulan. Jama’ah adalah karakter dari satu golongan umat, karakter tersebut adalah sikap dan tingkah laku yang ditunjukkan selama menempuh hidup di dunia ini dengan mencontoh jalan atau cara yang pernah ditempuh oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Hal ini diterangkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i sebagai berikut :

Inna hadzihil ummata sataftariqu ‘alaa tsalaatsin wa sab’iina millatan ya’nil ahwaa. Kulluhaa finnaari illaa waahidatan. Qaalu : Yaa Rasulullah, manil firqotunnaajiyah? Qaala : Man kaana ‘alaa mitsli maa anaa ‘alaihil yauma wa ashhaabii. Wa fii riwayatin, qaala : Hiyal jamaa’ah.

Artinya :

“Umat ini akan terpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan yang selamat. Para sahabat bertanya kepada beliau, Wahai Rasulullah, siapakah golongan yang selamat itu? Beliau menjawab, Mereka adalah yang mengikuti jalanku dan para sahabatku, merekalah yang disebut Jama’ah.”

Jadi jika kata AlJama’ah mengikuti kata AsSunnah, maka yang dimaksud adalah kaum Salaf (pendahulu) umat ini, yaitu yang terdiri dari para sahabat dan tabi’in yang bersatu dalam mengikuti kebenaran yang tegas dan jelas dari Kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah rasul-Nya (Al Hadits).

Setiap orang atau kelompok boleh mangklaim dirinya Aswaja tetapi sebagaimana uraian diatas bahwa tergolong atau tidaknya diri kita, keluarga kita atau kelompok kita kedalam Aswaja adalah ditentukan oleh seberapa dekat kita mengikuti tuntunan dan tauladan Rasulullah Saw dan para sahabatnya.

Reference :

“Memurnikan Laa ilaaha illallaah” oleh Muhammad ibn Sa‘id ibn Sālim Qahtani, Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab, Muhammad Qutb.


Catatan Kajian MT Al-Ukhuwah VMG


_____